Langsung ke konten utama

Perempuan Berkerudung Api II



“Wanita selalu mengingat kekejaman orang lain pada dirinya meskipun kecil, tetapi ia lupa kekejaman dirinya kepada orang lain padahal begitu besar”

-Zainudin (Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk)-

Masih tentang perempuan yang dianggap “baik”, namun “kerudung api” nya menjerumuskan orang lain ke dalam genangan maksiat.

Berkaca kepada pengalaman yang dialami oleh penulis sendiri, memberikan kesimpulan bahwa istilah “Sholihah” atau “Muslimah” bagi kaum hawa itu bagi penulis bersifat nihil atau tidak pernah ada. Istilah tersebut hanyalah asumsi belaka dan anggapan orang-orang secara umum yang menginginkan dan mencari kesempurnaan. Setidaknya itu yang terjadi di masa sekarang. Tak ada kriteria yang pasti tentang perempuan sholihah. Karena kriteria tersebut berbeda bagi setiap orang.

Berbeda dengan zaman dulu, zaman dimana manusia hidup tanpa lampu, tanpa teknologi, dan transportasi. Tak ada media sosial, tak ada FB, Instagram apalagi YouTube. Para wanita zaman dahulu lebih banyak di rumah, membantu keluarga. Ya meskipun belum ada hijab atau semacamnya, namun hal seperti ini lebih aman bagi perempuan terhindar dari fitnah. Tidak seperti zaman sekarang yang tiap hari upload foto selfie dengan berbagai ekspresi, upload video tentang apa yang sedang ia lakukan. Mau apapun tujuannya, upload hal-hal yang bersifat pribadi seperti itu menurutku akan menimbulkan fitnah. Entah memang dia pamer kecantikan lah, atau hanya sekedar update kegiatan atau apapun. Mereka mungkin tidak tahu kalau di dunia maya banyak orang yang tak dikenal melihat, mereka pun tidak tahu jika foto-fotonya banyak yang diunduh untuk keperluan tertentu. Fitnah ini lah yang sangat berbahaya.

Lebih menyedihkannya lagi adalah sebagian dari mereka membuat video yang vulgar padahal mereka sedang memakai hijab. Mereka memakai baju ketat, padahal sedang memakai hijab, jadi hijab bagi mereka itu apa? Penulis merasa lebih baik melihat wanita-wanita di pinggir jalan yang menawarkan dirinya dari pada wanita yang munafik berkelakuan seperti binatang dengan memakai hijab. Wanita yang di pinggir jalan lebih jujur dari pada yang berhijab. Tetapi pernyataan ini bukan berarti wanita di pinggir jalan tidak berdosa, hanya saja mereka lebih baik baik karena terang-terang menunjukkan dirinya memang buruk.



Teringat pula kisah pada zaman dulu seorang pelacur yang masuk surga karena menolong seekor anjing dan kisah seorang shalihah yang masuk neraka karena berbuat jahat kepada seekor kucing. Ini juga merupakan pesan kalau wanita itu ber”kerudung api”. Memakai jilbab namun perilakunya tak berjilbab. Sungguh ironi wanita pada zaman sekarang. Apalagi saat ini sedang marak produk-produk kecantikan/skincare yang bisa memutihkan wajah. Mereka dengan sombongnya berkata dihadapan teman perempuannya, “duh, wajahku ko ga putih-putih ya padahal udah make skincare”. Mereka berlomba-lomba tampil cantik agar mendapat pujian, mendapat perhatian, tetapi mereka tidak berlomba-lomba mempercantik akhlak.    

Perempuan yang katanya tercipta dengan perasaan, justru lebih menyakitkan hati. Tak hanya kepada laki-laki, tetapi juga kepada teman perempuannya. Terlihat ketika dua orang perempuan sedang bertengkar, mereka memang tidak bermain fisik, namun hati nya ternyata lebih busuk dari pada para pendengki. Perempuan memang ahlinya masalah hati, tetapi itu juga yang menyebabkan perempuan ahli dalam menyakiti hati. “semakin cantik seseorang, yah semakin banyak dia menusuk”. Ungkapan ini terbukti benar. Semakin cantik seorang perempuan, maka semakin kuat godaan dan tusukannya kepada setiap hati yang melihatnya. Akhirnya jadilah fitnah terbesar sepanjang hidup manusia, yaitu fitnah perempuan.

Kesimpulan

Wanita shalihah pada zaman sekarang itu tidak ada. Meskipun ada, akan sangat sulit sekali mencarinya. Untuk kalian para kaum perempuan, cobalah untuk berpikir dan lebih berhati-hati lagi. Karena Nabi Muhammad SAW telah mewasiatkan kalau fitnah kalian adalah fitnah terbesar bagi kaum laki-laki. Juga penghuni neraka pun lebih banyak diisi oleh perempuan. Gantilah “kerudung api” kalian dengan kerudung yang lebih baik. Bukan mengganti dengan “kerudung api” yang lain apalagi melepasnya.

Sebelumnya mohon maaf apabila tulisan ini menyinggung hati para pembaca sekalian. Tetapi semua ini hanyalah opini pribadi berdasarkan realita saat ini ditambah pengalaman penulis sendiri. Terima kasih.

Salam People Power

Komentar

  1. Semoga selalu membuat orang" terpaku dengan tulisan yang penulis buat.
    Terimakasih untuk selalu mengingatkan dalam kebaikan. Semoga senantiasa istiqomah menebar kebaikan dimanapun kaki dipijakan. Dan semoga karya" penulis yang telah buat ini akan menjadi kenangan sejati bagi penulis. Terutama bagi para pembaca. InsyaAllah bermanfaat !!

    Salam literasi ๐Ÿ™Œ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat vs Islam

Satu-satunya kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa Anda tidak mengetahui apa-apa. - Socrates (469 SM – 399 SM)- Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata filsafat? Apakah filsafat dan Islam bertentangan? Pasti mikirnya tentang hal-hal yang berat lah, tuhan lah, agama lah, sesat lah dan lain-lain. Padahal Filsafat tak melulu membahas hal itu. Justru, filsafat itu adalah induk segala ilmu, semua ilmu berawal dari filsafat. Bahkan Nabi-nabi terdahulu pun berfilsafat. Gak percaya? Simak uraian berikut yah! Mengenai tentang objek kajian filsafat yang terdiri dari objek material dan objek formal, dapat disimpulkan bahwa objek material filsafat adalah sesuatu yang ada, baik itu kenyataan, pikiran maupun kemungkinan. Lalu objek formal filsafat adalah pengkhususan dalam mengkaji atau meneliti objek materialnya. Seperti contoh objek materialnya adalah Tuhan, Lalu mencari atau meneliti tentang keberadaan tuhan adalah objek formalnya. Lalu bagaimana

ANIME BUKAN HANYA SEKEDAR ANIMASI, TETAPI JUGA SUMBER INSPIRASI

Kita pasti sering melihat teman kita, saudara kita, atau keluarga kita yang suka menonton anime meskipun usianya sudah beranjak dewasa. Perspektif kita mengatakan bahwa orang yang suka menonton anime di usia yang dewasa adalah masih kekanak-kanakan. Padahal, anime bukanlah hanya sekedar animasi, tetapi juga menjadi inspirasi, pengetahuan, pelajaran kehidupan dan media hiburan. Apa itu Anime? Anime adalah animasi yang berasal/diproduksi oleh Jepang. Kata Anime sendiri merupakan bahasa jepang dari kata Animation. Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan anime diproduksi di luar Jepang. Nah, lalu apa bedanya dengan kartun? Kartun juga merupakan karya animasi, hanya saja bukan diproduksi oleh Jepang. Contoh kartun adalah Spongebob, Tom and Jerry, dll. Terkadang masyarakat belum tau perbedaan anime dan kartun, sehingga mau kamu nonton anime seperti apapun, tetap disebut kartun. Padahal sudah jelas, kalau kartun memang tujuan dibuatnya untuk anak-anak. Berbeda dengan anime yang renta