Langsung ke konten utama

Eksistensi Kaum Rebahan


“Aku tidak bodoh, aku hanya malas menunjukkan kepintaranku”
-Oreki Hotarou-

Kaum rebahan merupakan ras terkuat di bumi kedua setelah Wibu. Mereka menguasai hampir separuh populasi makhluk di alam semesta. Kaum rebahan biasanya berusia antara 20 – 30 tahun. Biasanya mereka hanya hidup lima jam sehari. Sisanya mereka berkelana ke dalam dunia yang berbeda dengan dunia manusia normal. Mereka pergi ke dimensi dimana mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, menjadi apa yang mereka mau dan pergi kemanapun yang mereka kehendaki.

Kaum rebahan adalah kaum yang paling produktif di dunia. Bayangkan saja, mereka selalu “rebahan” hampir sepanjang hari. Mereka adalah orang-orang yang ber stamina tangguh, bersungguh-sungguh dan sangat fokus dalam “rebahan” nya. Senin – jum’at mungkin mereka agak sedikit mengurangi “rebahan” dalam sehari, namun di akhir pekan, jangankan untuk menghubunginya di siang atau malam hari, selama dua hari itu mungkin mereka telah HILANG!!.

Sebenarnya rebahan itu ngapain aja sih?? Gini ya, pertama mereka tidak melakukan apapun, kedua mereka cuma berbaring bermodal kuota internet, ketiga mereka hanya memejamkan mata dalam waktu yang lama sambil menggapai mimpi-mimpi mereka. Itulah kegiatan mereka seumur hidupnya (parah). Eh kela, rebahan teh apa sih? Kalo dicari di KBBI, katanya mah Rebahan itu berbaring, iya berbaring doang. Nah penulis menyimpulkan kalo rebahan itu terbagi menjadi beberapa tipe:

1. Kaum Platonisme
Iya, mereka menganut paham si ahli filsafat pada masa Yunani itu, Plato!! Plato mengajarkan tentang bahwa “segala hal di dunia ini fana, yang sejati hanyalah ada di alam ide”. Para penganutnya sangat menghormati beliau. Kaum rebahan yang platonisme menganggap bahwa yang terlihat di dunia ini fana, makanya mereka lebih nyaman di “alam ide” mereka untuk menggapai mimpi. Ada pepatah mengatakan, “Hidup berawal dari mimpi” dan itu terbukti benar. Dengan bermimpi maka kita hidup, dengan berpikir maka kita ada, dengan rebahan maka mereka bisa eksis. Rebahan terus sampe sukses!!

2. Kaum Fundamentalisme
Ya itulah yang mereka lakukan, mereka berpegang teguh pada prinsip dasar (fundamental) “rebahan” sehingga mereka tidak melakukan apa-apa. Mereka memahami bahwa realitas “rebahan” yaa diam saja. Tapi kenapa tadi bilang mereka produktif? Ya tentu karena apa yang mereka lakukan ya “tidak melakukan apa2”. Itulah produktivitas mereka. Kalo bahasa mahasiswanya mah mereka itu aktivis kasur, ya bisa disebut kaya gitu. Analoginya gini, ketika kamu disuruh memilih antara teman atau pacar, tapi kamu tidak memilih diantara keduanya, ya itulah pilihanmu!, gitu lho...

3. Kaum Kapitalisme
Mereka ini mungkin yang paling banyak pengikutnya. Mereka berbaring sambil maen smartphone, mengandalkan kesultanannya (kapitalis) dengan membeli kuota bergiga-giga, beli cemilah sama junk food terus juga beli set video game. Kalo maen smartphone entah mereka baca status orang, lirik-lirik foto cakep, stalking medsos mantan atau juga maen game online. Nah kalo kuota nya habis, rasanya pasti seperti kiamat bagi mereka. Dunia terasa seperti distopia akibat habisnya kuota. Ahh... lebay.

Nah buat kalena-kalean para kaum rebahan, coba deh kalian pikir. Kalian teh masih punya orang tua, punya tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Kalo dulu Soekarno bilang, “Beri aku sepuluh pemuda, maka kan ku guncangkan dunia!!”. Kalo jaman sekarang yang rata-rata pemudanya kaum rebahan, yaa mana bisa guncangin dunia. Di suruh gerak aja kayak orang mati. Lemes, letoy, muka2 kusam kaya gorengan basi. Halah... bangkit dong bangkit!! Pelan-pelan weh da semuanya butuh proses. Ribuan mil jarak ditempuh ya dimulai dari satu langkah. Jangan menyerah ya!!

Butuh motivasi??

Sebenarnya penulis sendirilah yang  butuh motivasi haha. Tapi ingat! Motivasi terbaik ada di dalam diri sendiri. Karena kalo kita bergantung dan mengandalkan pada orang lain atau sesuatu di luar diri sendiri, maka ketika hal itu musnah, maka motivasi kita pun ikut musnah dan kita bakal down banget. Makanya mulai dari sendiri, ibda’ binafsik, kalo slogannya Tokopedia mah, “Mulai aja dulu!”.
Yuk ah bangkit, emang gak capek rebahan mulu!!

Salam People Power

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat vs Islam

Satu-satunya kebijaksanaan sejati adalah mengetahui bahwa Anda tidak mengetahui apa-apa. - Socrates (469 SM – 399 SM)- Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata filsafat? Apakah filsafat dan Islam bertentangan? Pasti mikirnya tentang hal-hal yang berat lah, tuhan lah, agama lah, sesat lah dan lain-lain. Padahal Filsafat tak melulu membahas hal itu. Justru, filsafat itu adalah induk segala ilmu, semua ilmu berawal dari filsafat. Bahkan Nabi-nabi terdahulu pun berfilsafat. Gak percaya? Simak uraian berikut yah! Mengenai tentang objek kajian filsafat yang terdiri dari objek material dan objek formal, dapat disimpulkan bahwa objek material filsafat adalah sesuatu yang ada, baik itu kenyataan, pikiran maupun kemungkinan. Lalu objek formal filsafat adalah pengkhususan dalam mengkaji atau meneliti objek materialnya. Seperti contoh objek materialnya adalah Tuhan, Lalu mencari atau meneliti tentang keberadaan tuhan adalah objek formalnya. Lalu bagaimana

ANIME BUKAN HANYA SEKEDAR ANIMASI, TETAPI JUGA SUMBER INSPIRASI

Kita pasti sering melihat teman kita, saudara kita, atau keluarga kita yang suka menonton anime meskipun usianya sudah beranjak dewasa. Perspektif kita mengatakan bahwa orang yang suka menonton anime di usia yang dewasa adalah masih kekanak-kanakan. Padahal, anime bukanlah hanya sekedar animasi, tetapi juga menjadi inspirasi, pengetahuan, pelajaran kehidupan dan media hiburan. Apa itu Anime? Anime adalah animasi yang berasal/diproduksi oleh Jepang. Kata Anime sendiri merupakan bahasa jepang dari kata Animation. Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan anime diproduksi di luar Jepang. Nah, lalu apa bedanya dengan kartun? Kartun juga merupakan karya animasi, hanya saja bukan diproduksi oleh Jepang. Contoh kartun adalah Spongebob, Tom and Jerry, dll. Terkadang masyarakat belum tau perbedaan anime dan kartun, sehingga mau kamu nonton anime seperti apapun, tetap disebut kartun. Padahal sudah jelas, kalau kartun memang tujuan dibuatnya untuk anak-anak. Berbeda dengan anime yang renta