Orang memerlukan dua tahun untuk berbicara, tetapi limapuluh tahun untuk belajar tutup mulut. - Ernest Hemingway - Semenjak munculnya media sosial, penyakit manusia pun bertambah. Penyakit suka menipu, Fake Account, Stalker, Cyber Bullying, Pansos, dan masih banyak lagi. Dulu, sebelum adanya media sosial, penyakit manusia ya paling ghibah atau paling ekstrimnya ya Fitnah. Namun, seiring berputarnya waktu, ghibah dan fitnah pun semakin mudah dengan adanya teknologi, dan berkembang menjadi berbagai penyakit-penyakit sosial yang baru. Para pelaku media sosial, yaitu netizen adalah contoh orang-orang yang terjangkit mutasi evolusi penyakit di zaman akhir. Kalian tau netizen? Itu lho orang2 yang suka nongol di komentar2 Social Media. Yang komentarnya tuh pedes banget udah kaya cabe setan. Yang nyinyirannya tuh lebih sakit dari pada ditinggal mantan nikah. Yang serba sok tau kaya Mba Google. Siapa sih Netizen tuh? Netizen adalah gabungan dari dua kata, Net dan Citizen. Net adalah
Kita pasti sering melihat teman kita, saudara kita, atau keluarga kita yang suka menonton anime meskipun usianya sudah beranjak dewasa. Perspektif kita mengatakan bahwa orang yang suka menonton anime di usia yang dewasa adalah masih kekanak-kanakan. Padahal, anime bukanlah hanya sekedar animasi, tetapi juga menjadi inspirasi, pengetahuan, pelajaran kehidupan dan media hiburan. Apa itu Anime? Anime adalah animasi yang berasal/diproduksi oleh Jepang. Kata Anime sendiri merupakan bahasa jepang dari kata Animation. Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan anime diproduksi di luar Jepang. Nah, lalu apa bedanya dengan kartun? Kartun juga merupakan karya animasi, hanya saja bukan diproduksi oleh Jepang. Contoh kartun adalah Spongebob, Tom and Jerry, dll. Terkadang masyarakat belum tau perbedaan anime dan kartun, sehingga mau kamu nonton anime seperti apapun, tetap disebut kartun. Padahal sudah jelas, kalau kartun memang tujuan dibuatnya untuk anak-anak. Berbeda dengan anime yang renta